Jumat, 01 Mei 2009

Gardnerella

Gardnerella adalah salah satu genus dari bakteri gram-variabel yang mana merupakan suatu spesies. Gardnerella vaginalis dapat menyebabkan bacterial vaginosis pada wanita. Salah satu dari spesies Haemophilus, tumbuh, berukuran kecil, sirkuler, koloni abu-abu, di bawah mikroskop terlihat gram negative, namun sebenarnya memiiki dinding sel gram positive, dengan sel clue, sel epitel yang menyelimuti bakteri.

Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Phylum : Actinobacteria

Order : Bifidobacteriales

Family : Bifidobacteriaceae

Genus : Gardnerella

Species : G. vaginalis

Binomial name

Gardnerella vaginalis

Penyebab, Gejala dan Penyebaran

Penyebab keputihan yang tidak normal adalah infeksi. Cairan alat kelamin perempuan yang terinfeksi mengandung banyak sel darah putih (leukosit) dan warnanya agak kekuning-kuningan hingga hijau. Umumnya kental dan berbau. Organ perempuan yang dapat terkena infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim, dan rongga rahim. Penyebab infeksi dapat dari kuman/bakteri, jamur, parasit, dan virus.

- Kuman/Bakteri

Penyebab kuman atau bakteri adalah penyebab tersering vaginitis yaitu sekitar 33-52% pasien vaginitis. Gejala infeksi bakteri adalah bau amis dengan keputihan yang homogen (putih). Jika cairan itu keluar dari vagina, timbul rasa gatal. Jika gatal itu digaruk bisa terjadi infeksi sekunder yang memperparah keadaan selain keputihan itu sendiri. Adapun salah satu kuman penyebabnya adalah Gardnerella vaginalis yang menyebabkan peradangan vagina tidak spesifik, biasanya mengisi penuh sel-sel epitel vagina membentuk bentuk khas clue cell. Itu menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin yang berbau amis, berwarna keabu-abuan.

- Penyebab Lain Bukan Infeksi

Selain infeksi, beberapa keadaan di bawah ini sangat potensial menyebabkan keputihan yaitu sebagai berikut.

- Benda Asing

Tidak jarang ada pasien yang datang dengan keputihan setelah diperiksa alat kelaminnya ternyata mengandung benda asing. Benda asing yang dimaksud seperti biji-bijian (pada anak-anak) maupun sisa-sisa kondom (pada perempuan dewasa). Bisa juga akibat karet pengganjal yang sering digunakan untuk mencegah turunnya rahim.

- Masa Menopause

Pada masa menopause, sel-sel vagina mengalami hambatan dalam pematangan sel akibat tidak adanya hormon pemacu, estrogen (menjadi atrofi). Vagina menjadi kering, sering timbul rasa gatal karena tipisnya lapisan sel, sehingga mudah luka dan timbul infeksi penyerta.

- Kelainan Alat Kelamin

Pada keadaan tertentu bisa terjadi secara abnormal lubang (saluran) yang menghubungkan vagina dengan kandung kemih (vesikovaginalis) atau pun rektum. Bisa juga hal itu terjadi akibat cedera persalinan operasi pengangkatan rahim, radiasi pada kanker organ reproduksi atau akibat kanker itu sendiri.

- Kanker

Gejala keputihan yang sukar untuk sembuh dengan pengobatan biasa (antibiotik dan anti-jamur) yang telah dilakukan oleh dokter, perlu dipikirkan akan kemungkinan penyebabnya adalah suatu keganasan (kanker) seperti kanker leher rahim. Pada kanker, sel-sel alat kelamin tumbuh sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan perdarahan. Cairan banyak, bau busuk, sering disertai darah tidak segar.

- Akibat/penyebaran jangka panjang

Bila keputihan tidak segera diobati akan timbul penyakit radang panggul yang berlarut-larut dan dapat menyebabkan kemandulan (infertilitas) karena kerusakan dan tersumbatnya saluran telur. Bahwa keputihan pada kehamilan dapat menyebabkan persalinan prematur dan kelahiran bayi dengan berat lahir rendah. Vaginitis gardnerella, peradangan vagina dapat menyebabkan komplikasi kehamilan seperti pecahnya plasenta terlalu dini, infeksi di kantung ketuban, yang dapat menjurus pada kelahiran prematur.

Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan untuk menjaga kesehatan vagina:

* Obat antiseptik

Jangan membersihkan vagina dengan obat-obatan antiseptik setiap hari atau sebentar-sebentar dicuci. Bila hendak membersihkan dengan menggunakan obat-obatan cukup dilakukan dua minggu sekali, yaitu di pertengahan siklus menstruasi.

* Harus steril

Penggunaan tisu basah atau produk panty liner harus betul-betul steril. Bahkan, kemasannya pun harus diperhatikan. Jangan sampai menyimpan sembarangan, misalnya tanpa kemasan ditaruh dalam tas bercampur dengan barang lainnya. Karena bila dalam keadaan terbuka, bisa saja panty liner atau tisu basah tersebut sudah terkontaminasi.

* Tidak lembab


Perhatikan kebersihan setelah buang air besar atau kecil. Setelah bersih, jangan lupa untuk mengelapnya dengan tisu kering atau handuk khusus. Jangan dibiarkan dalam keadaan lembab.

* Kebersihan air

Bila buang air kecil di tempat umum, perhatikan kebersihan airnya. Bila ragu, sebaiknya dilap saja dengan tisu.

* Gunakan bahan katun

Jangan sekali-kali menggunakan celana yang berbahan nilon. Bahan katun lebih baik karena menyerap keringat.

* Tak perlu dibedaki

Jangan memberi bedak/talk pada daerah vagina. Karena bisa menimbulkan keganasan (kanker) di indung telur.

* Berkaitan dengan sanggama

Bila melakukan senggama, usahakan sebelum dan sesudahnya baik isteri maupun suami, menjaga kebersihan alat kelaminnya.

Pengobatannya: karena gejala awalnya berupa keputihan, sadar atau tidak sering mengabaikan infeksi vagina. terkadang karena tingkat kesadaran yang belum baik atau karena masalah finansial, wanita tersebut belum merasa perlu datang ke dokter, belum mengganggapnya sebagai suatu infeksi yang memerlukan bantuan dokter.Kadang wanita menganggap cukup diatasi cara tradisional dengan menggunakan rebusan daun air sirih untuk membersihkan vagina. Ada pula yang menggunakan semacam alat penyerap air berupa kapur batangan yang dimasukkan ke dalam vagina, dengan harapan agar tak "becek". Padahal itu belum tentu steril, untuk amannya, seharusnya meminta bantuan dokter. Dengan pemeriksaan medis sekaligus dapat diketahui penyebab keputihan tersebut, karena infeksi atau bukan. Walaupun demikian, untuk mendiagnosa terinfeksi tidaknya vagina memang tidak mudah. Harus diambil cairannya, kemudian dikirim ke laboratorium untuk dibiakkan. Ini bisa memakan waktu sepuluh hari sampai dua minggu. Sementara untuk mengobati infeksi tersebut, dokter akan melihat dari gejalanya, baru diberikan obat atau penanganan lebih lanjut yang tepat. Penanganannya bisa berbeda-beda, tergantung dari jenisnya. Untuk bakterial vaginosis, trichomonas ataupun kandida, hampir sama dengan pemberian obat kelompok metronidazole (obat anti jamur). Obat-obat ini umumnya dipasarkan dengan merek dagang tertentu. Ada obat yang diminum, ada pula yang berupa salep. Jadi, sasarannya pada dua tempat, yaitu penyembuhan dari dalam dengan cara meminum obat dan penyembuhan dari luar dengan cara dioleskan dengan salep. Namun, infeksi vagina akibat Condyloma acuminata harus dilakukan tindakan operasi karena adanya pertumbuhan seperti kembang kol.

Morfologi

Gardnerella vaginalis

Bacterial vaginosis (BV) is suatu flora vagina yang hidup secara normal, lactobacilli termasuk Gardnerella vaginalis dan anaerob

ini ditunjukan dengan adanya warna abu-abu, homogen, terkait dengan pH. Ada pada sebagian wanita dengan kondisi yang asymptomatis.

Bahwa Gardnerella vaginalis bukan dari kondisi saja, tetapi juga reduksi dari Lactobacilli dan peningkatan jumlah bakteri termasuk bakteri Gardnerella, bacteroides and mobiluncus, anaerobic streptococci, Mycoplasma hominis and Ureaplasma urealyticum.

Gardnerella vaginalis secara seksual ditransminasi oleh coccobacillus.

Daftar Pustaka

Anonim,1998, www.kalbe.co.id

Diakses tanggal: 23 April 2008

Anonim, 2003,http://www.suarapembaruan.com/News/2003/08/10/Kesehata/Sehat01.htm___0___ Diakses tanggal: 15 April 2008

Diakses tanggal: 23 April 2008

Anonim, 2008, www.emedicine.com

Diakses tanggal: 23 April 2008

Anonim, 2008, www.supplementnews.com

Diakses tanggal: 15 April 2008

Anonim, 2008, Ahttp://body.aol.com/conditions/bacterial-vaginosis-gardnerella-vaginitis___0___ Diakses tanggal: 15 April 2008

Anonim, 2008, www.aslimtaslim.blogspot.com

Diakses tanggal: 15 April 2008

Anonim, 2008, www.tabloid-nakita.com

Diakses tanggal: 15 April 2008

Pelczar, 1988, Dasar – Dasar Mikrobiologi, 952-953, UI Press, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar